Kemenperin Gandeng Schneider Electric untuk Pengembangan dan Penerapan Industri 4.0

SIAR.com, Jakarta — Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin) bersama dengan Schneider Electric menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding:MoU) terkait pengembangan dan penerapan Industri 4.0 dalam mencapai Indonesia 4.0.
Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Ngakan Timur Antara dan Vice President PT Schneider Electric Manufacturing Batam Gabriel De Tissot; dan disaksikan oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia Airlangga Hartarto dan Senior Vice President Global Supply Chain Schneider Electric untuk Asia Timur dan Jepang Jim Tobojka.
Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto mengatakan, kolaborasi dengan berbagai mitra yang berkompeten di bidang transformasi digital seperti Schneider Electric merupakan bagian dari penguatan kebijakan Kemenperin dalam mempercepat pengimplementasian revolusi industri 4.0 di industri manufaktur yang memiliki peranan sangat penting dalam pencapaian visi Indonesia untuk menjadi 10 ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
“Dengan adanya lighthouse berupa Smart Factory di Batam akan memberikan gambaran lebih riil kepada para pelaku industri di Indonesia mengenai proses perjalanan transformasi digital industri dan manfaatnya bagi bisnis,” kata Airlangga akhir pekan lalu di Batam.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara mengatakan, selama nota kesepahaman berlangsung Schneider Electric akan menjadi mitra kerja Kemenperin dalam melaksanakan pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku industri.
“Selama tiga tahun, Schneider Electric menjadi mitra dalam melaksanakan pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku industry. Nantinya pabrik yang ada di Batam menjadi percontohan bagi pelaku industri di Indonesia yang ingin belajar dan menyaksikan secara langsung penerapan otomasi pabrik Schneider Electric di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia,” katanya.
Dalam program pelatihan, “Manajer Transformasi Industri 4.0” pihaknya akan melatih para peserta selama satu minggu terkait berbagai aspek dalam transformasi digital yang nantinya para peserta akan menerima sertifikasi kompetensi / kelayakan dalam penerapan industri 4.0.
Sedangkan Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly mengatakan, kerjasama dengan Kemenperin dan Smart Factory Schneider di Batam dalam pelatihan dan pendampingan akan membuka peluang terbesar bagi para pelaku industri untuk berdiskusi dan membangun kompetensi dalam penerapan digitalisasi, otomasi dan proses transformasi digital di manufaktur dengan merujuk pada praktek terbaik yang pernah ada.
“Sebelumnya, Schneider Electric Indonesia juga telah bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia membangun pusat pelatihan dan pengembangan ahli ketenagalistrikan Indonesia, pengembangan kurikulum dan bantuan peralatan laboratorium untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap dalam menghadapi era digitalisasi yang menargetkan 10.800 siswa SMK siap kerja hingga 2023,” jelasnya.
Smart Factory Schneider Electric di Batam adalah bagian dari transformasi digital Schneider Electric secara Global. Sampai hari ini, Schneider Electric telah memiliki enam smart factory di seluruh dunia termasuk di Batam. Smart Factory Schneider Electric lainnya terletak di China, Prancis, Filipina, Amerika Utara dan India.
Aplikasi yang digunakan smart factory Schneider Electric mencakup connected product, edge control dan apps, analytics & services untuk pengelolaan energi: Augmented Operator Advisor, Power Monitoring Expert, IoT monitoring via Machine Advisor & Aveva Insight, Lean Digitalization System for shop floor management, Virtual Reality for industrialization, Augmented Reality for operator training, Collaborative Robots, Automatic Guided Vehicles, Remote assistance for maintenance & Machine learning.
Di Batam, Schneider Electric mempekerjakan lebih dari 2.900 karyawan di tiga smart factory yang memproduksi beragam produk (contractor, relay, variable speed drives, sensors, circuit breakers, electronic boards) yang didistribusikan tidak hanya untuk pasar dalam negeri, namun juga Eropa, Amerika Utara, China, India dan wilayah Asia Pasifik. Ketiga pabrik ini telah tersertifikasi dengan standard internasional ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. (Setia Ade Amarullah)