Distribusi Elpiji 3kg Dengan Kartu Khusus Hanya Menambah Masalah Baru
Miner’s Life – Jakarta, Program konversi minyak tanah ke elpiji 3kg yang dicanangkan pemerintah pada tahun 2007 silam terbilang berhasil. Kala itu Pemerintah berusaha menekan subsidi minyak tanah yang cukup membebani. Meskipun program ini terbilang berhasil, setiap tahun selalu ada saja isu yang menerpa elpiji bersubsidi ini.
Disparitas harga antara tabung 12kg dengan elpiji 3kg dituding menjadi penyebab terjadinya perpindahan penggunaan elpiji dari 12 kg ke 3kg. Distribusi elpiji bersubsidi yang kurang ketat pengawasannya menjadikan elpiji 3kg ini kurang tepat sasaran. Beberapa rumah tangga yang terbilang mampu, dan usaha non mikro juga terbukti memakai elpiji 3kg.
Untuk mengatasi hal itu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji distribusi tertutup bagi elpiji 3kg. Dengan menerapkan kartu khusus bagi tiap pembelian elpiji 3kg. Pada tiap kartu tersebut akan berisi saldo Rp 45.000. Diharapkan dengan langkah ini subsidi yang dikenakan pada elpiji 3kg lebih tepat sasaran.
Namun, Ketua Komisi VIII DPR Kardaya Warnika menilai kebijakan Kementerian ESDM ini hanya akan menambah masalah baru. Dalam diskusi “Menelisik Permasalahan Elpiji 3kg di Jakarta, Senin (23/03/2015) Kardaya menjelaskan bahwa distribusi tertutup hanya akan menimbulkan keresahan di masyarakat karena adanya pengawasan yang berlebihan dari aparat. Untuk itu ia meminta pemerintah mengkaji ulang penerapan kebijakan tersebut.
“Polisi di mana-mana, sehingga timbul geger energi. Menurut saya, kebijakan ini perlu dikaji ulang kembali” pungkas Kardaya. (Andy)
Sumber foto: www.energitoday.com