Freeport kembali Eksport Konsentrat Tembaga
Direktur Penerimaan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan Susiwijono Moegiarso mengatakan, Freeport sudah melakukan pengapalan (shipment) pertama sebanyak 11.000 konsentrat tembaga ke Tiongkok.
"Bahwa hari ini Freeport sudah melakukan ekspor konsentrat tembaga. Ada 1 shipment dengan volume ekspor sebanyak 11.000 ton konsentrat tembaga. Tujuan Tiongkok," ungkap Susiwijono.
Susiwijono Moegiarso mendapatkan informasi tersebut dari Kepala KPPBC Amamapare, kantor Bea Cukai yang membawahi Freeport di Timika, Papua.
Freeport sudah membayar bea keluar (BK) sesuai ketentuan. "Sudah membayar BK sebesar Rp 19,86 miliar, atau 7,5% dari ekspor. Ini sesuai dengan penggunaan tarif baru," lanjutnya.
Susiwijono melanjutkan, ekspor Freeport hari ini merupakan yang pertama sejak 12 Januari 2014.
Sebagaimana diwartakan, Freeport telah menghentikan ekspor hasil tambang sejak Januari 2014 setelah pemerintah melalui Kementerian Keuangan menetapkan bea keluar progresif dengan tarif awal 25 persen.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pemerintah memberikan pelonggaran tarif bea keluar pada perusahaan tambang yang berkomitmen membangun smelter, salah satunya Freeport. Dengan pelonggaran tersebut, ekspor hasil tambang yang terhenti sejak Januari diharapkan berjalan kembali.
Dengan kembalinya PT. Freeport Indonesia bisa mengekspor tambang, diharapkan kinerja ekspor sektor non migas di semester II-2014 ini diyakini dapat kembali positif.
Menurut Susiwijono, Freeport kembali mengekspor memberi dua dampak positif bagi Indonesia. Apalagi Freeport merupakan salah satu eksporter tambang terbesar di Indonesia. "Pertama, penerimaan negara dari pos bea keluar akan naik. Kedua, ekspor akan meningkat sehingga membantu neraca perdagangan," katanya.
Susiwijono menyebut, berdasar informasi dari kantor Bea Cukai di Amamapare Timika Papua, pekan depan Freeport kembali melakukan pengapalan kembali sebanyak 50.000 ton konsentrat tembaga ke Spanyol. "Potensi penerimaan bea keluar sekitar Rp 98 miliar," ucapnya.
Hingga akhir tahun, Freeport diperkirakan bisa mengeskpor sekitar 70.000 ton konsentrat tembaga. "Mudah-mudahan ekspornya tinggi. Selain menambah penerimaan negara dari BK, juga membantu mengurangi defisit neraca perdagangan kita," sebut Susiwijono.