IndoGAS Cetak Biru Bisnis Gas Masa Depan
Miner’s Life, Jakarta – Bertempat di Jakarta Convention Center (JCC), Konferensi dan Pameran International Gas Indonesia yang ketujuh (IndoGAS 2015) berakhir pada hari ini, acara yang berlangsung selama tiga hari ini telah sukses berperan sebagai ruang bagi seluruh komponen pemangku kepentingan utama di bisnis gas untuk membahas secara terbuka peluang dan tantangan yang dihadapi industri gas di Indonesia.
Di pembukaan IndoGAS, Selasa tanggal 27 lalu SKK Migas telah menandatangani sebanyak lima perjanjian jual beli gas (PJBG), dan seluruh kontrak tersebut dibuat bertujuan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Melalui momen tersebut SKK Migas memperlihatkan komitmennya di tahun ini untuk memasok gas domestik sebesar 4.403 BBTUD.
Menurut President International Gas Union (IGU), Jerome Ferrier, mengenai Global Outlook kebutuhan Gas dan LNG menguatkan bahwa kedepannya gas akan berpengaruh besar dalam bauran energi global. Karena kebutuhan gas akan naik dari 20% di 2012 menjadi 24% di tahun 2040, berbeda dengan minyak yang cenderung turun.
Ketua Panitia IndoGAS, Salis S. Aprilian, mengatakan, ”Tantangan bisnis gas tidak hanya dari meningkatnya kebutuhan dan permintaan tapi juga dari sisi harga gas dan pembangunan infrastruktur gas baik untuk transportasi maupun distribusi,”.
Tidak hanya untuk memetakan tantangan dan peluang yang ada dalam bisnis gas, IndoGAS juga mencoba untuk memberikan solusi untuk perbaikan industri gas di Indonesia, dimana peranan pemerintah sebagai regulator memegang kunci penting.
Pada penutupan IndoGAS tersebut Yenni Andayani selaku Wakil Ketua IGS menegaskan, “Harus ada perbaikan regulasi untuk mendukung pengembangan bisnis gas di Indonesia. Kami juga mendorong pemerintah untuk menyederhanakan perizinan, pajak dan biaya fiskal yang lebih menarik minat investor dan penentuan harga yang lebih ekonomis,”.
Yenni yakin pemerintah akan dapat memenuhi harapan-harapan tersebut, karena rekomendasi yang telah berhasil dirumuskan pada IndoGAS akan sangat menguntungkan bagi pemerintah Indonesia dalam mengembangkan strategi yang tepat untuk ketahanan energi nasional.