Oknum Pertamina Terlibat dalam Pencurian BBM
Kejadian aneh terlihat ketika seorang pegawai negeri sipil (PNS) Kota Batam memiliki transaksi sebesar Rp 1,3 terliun, yang dicurigai terlibat dalam komplotan pencurian minyak Pertamina di tengah laut.
Kombes Rahmat Sunanto sebagi Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Eksus). Sindikat ini terdiri atas dua pegawai harian lepas (PHL) TNI AL, seorang pegawai Pertamina dan seorang pemilik kapal yang disewa Pertamina. Tersangka (Yusri) adalah senior supervisor mengawasi BBM Pertamina dari Dumai, Siak, Batam, Riau dan Pekanbaru. Dia infokan kepada Du Nun (tersangka), seorang PHL TNI AL, bila ada kapal itu akan berhenti di tengah laut,"tuturnya.
Rahmat menjelaskan, karyawan Pertamina itu berasal dari Region I Tanjung Uban bernama Yusri (55) dan beralamat di Pekanbaru. Dan dua PHL TNI AL bernama Du Nun alias Aguan atau Anun (40), yang beralamat di Bengkalis dan Aripin Ahmad (33) yang beralamat di Dumai. Sementara itu, kapal yang mengangkut BBM itu adalah kapal yang disewa Pertamina dari perusahaan kapal milik Ahmad Mahbub alias Abop (tersangka). Kapal milik Abob itu di antaranya adalah KM Lautan I. Dari kapal inilah sebagian BBM dicuri. Praktik pencurian ini dilakukan dari kapal milik Abob selama periode 2008-2013.
Pengangkutan BBM, Pertamina memberikan kelonggaran penguapan 0,30% mulai dari saat menuangkan BBM dari kilang ke kapal, kemudian dari kapal ke tempat tujuan. Bahkan, bila terjadi kehilangan sampai 0,5% dari muatan tetap dianggap lumrah. Sindikat ini malah menambahkan muatan kapal yang awalnnya 100 metrik ton (mt), dilebihkan 120-130 mt. Setelah memindahkan BBM curian itu ke kapal lain, sindikat ini langsung menjual ke pasar gelap di laut bebas. Di sana banyak orang yang akan membeli mulai dari Indonesia, Singapura, Malaysia, atau negara lain. BBM curian itu laris manis karena dijual dengan harga Rp 3.500 per liter untuk premium dan solar Rp 4.500 per liter.”tambahnya