Penambang Nikel dan Bauksit iri dengan Penambang Tembaga soal kelonggaran Ekspor
Pemerintah tetap menegaskan tidak berencana merevisi aturan larangan eskpor nikel dan bauksit mentah yang sudah tercantum dalam undang-undang yang dikeluarkan tahun 2009. Peraturan yang sudah berlaku tujuh bulan itu berhasil menarik investasi miliaran Dollar, terutama untuk pembuatan smelter (fasilitas pengolahan).
Selama ini Indonesia telah dikenal sebagai salah satu produsen nikel dan bauksit terbesar dunia. Namun dari ekspor mineral tersebut negara relatif tidak mendapatkan manfaat yang maksimal. Itulah sebabnya pada Januari silam pemerintah melarang ekspor mineral mentah. Langkah ini dimaksudkan untuk memaksa penambang membangun smelter (pengolahan hasil tambang) agar memperoleh nilai tambah yang lebih besar.
Namun ternyata pemerintah tidak tegas dengan aturan yang telah dibuatnya tersebut. Beberapa waktu lalu pemerintah mengizinkan penambang tembaga mengekspor produk setengah olahannya ke luar negeri karena alasan teknis. Menurut kabar, pelonggaran tersebut terjadi karena adaanya tekanan dari pihak asing.
Sikap inkonsistensi pemerintah tersebut telah memicu terjadinya kecemburuan penambang mineral lain, khususnya nikel dan bauksit mentah. Mereka iri terhadap penambang tembaga, dan mereka berharap menerima fasilitas yang sama seperti Freeport.
Menko Perekonomian Chairul Tandjung mengatakan, "Kelonggaran seperti itu tidak berlaku untuk produk mentah seperti nikel dan bauksit. Nilai tambah dari pengolahan nikel dan bauksit bagi Indonesia lebih besar dibandingkan dengan tembaga. Aturan soal dua komoditas tersebut juga sudah tercantum dalam undang-undang yang dikeluarkan tahun 2009, sehingga tidak mungkin presiden berani melanggarnya atas alasan apapun,” ujarnya.
CT justru memuji efektivitas kebijakan larangan ekspor tersebut. Semenjak diberlakukan larangan eskpor tersebut, terjadi aliran investasi sebesar US$ 8 miliar untuk pembuatan tiga fasilitas pengolahan alumunium dan dua proyek feronikel.
Larangan ekspor mineral mentah itu telah membuahkan hasil berupa masuknya investasi asing. Lewat hadirnya berbagai proyek baru tersebut, bisa dikurangi defisit perdagangan dan transaksi berjalan.