Pertamina Tunda Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg
Gigih Wahyu Irianto, Vice President Domestic Gas Pertamina menyampaikan kenaikan elpiji 12 kg pasti akan terealisasi dalam tahun ini, namun saja ia bilang belum tahu kapan pastinya. Yang jelas, ia bilang Pertamina akan bersikap transparan untuk kenaikan elpiji demi kelangsungan bisnis elpiji.
"Mekanisme elpiji yang diatur pemerintah hanya elpiji bersubsidi yakni elpiji melon alias 3 kg sebab hal itu masuk ke dalam mekanisme APBN. Sedangkan di luar 3 kg itu diserahkan kepada kami, " kata Gigih saat ditemui di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Senin (21/04).
Ia bilang, Pertamina menargetkan mencapai harga keekonomian harga elpiji 12 kg di tahun 2016, namun hal itu mesti dicicil dari sekarang. "Yang pasti tidak jadi bulan Juli, bulan kapannya saya belum tahu, tunggu mandat dari stakeholder. Jika pemerintah tidak mau subsidi 12 kg, kenapa Pertamina mesti lakukan itu, " kata dia.
Harga elpiji dinaikkan sebab harga elpiji Pertamina sudah tidak seimbang dengan harga elpiji dunia. Belum lagi, kata Gigih impor Pertamina dari Saudi Aramco juga meningkat serta harga patokan gas dari Aramco juga naik.
Gigih menjelaskan jika impor semakin besar maka bea keluar yang sebesar 5% juga akan besar, dan biaya tersebut dimasukkan Pertamina ke dalam biaya produksi. "Kalau production cost naik, siapa yang mau tanggung. Tahun 2014, kita impor elpiji subsidi sebesar 4,8 juta metrik, sedangkan non subsidi 1,2 juta metrik ton. Sedangkan konsumsi nasional tahun ini 6,2 juta metrik ton dengan pertumbuhan meningkat 7% setiap tahun, " katanya.