Alokasi Pendanaan Startup Terbesar di Asia Tenggara Bakal Dipegang Indonesia

SIAR.Com — Indonesia diperkirakan bakal menggeser Singapura sebagai negara dengan alokasi pendanaan terbesar untuk starup di Asia Tengara.
Prediksi tersebut dikemukakan oleh Catcha Group setelah sebelumnya pada awal tahun merilis delapan prediksinya untuk industri startup di Asia Tenggara. Kini Catcha Group merilis kembali tiga prediksi lanjutan mengenai industri startup Indonesia pada 2020.
Menurut Co-founder & Group CEO Catcha Group, Patrick Grove, Indonesia punya potensi untuk menggeser Singapura sebagai negara dengan alokasi pendanaan terbesar di Asia Tenggara saat ini.
Prediksi tersebut didasarkan pada pasar yang dimiliki Indonesia sangat besar karena populasi yang dimilikinya. Saat ini populasi digital Indonesia mencapai 133 juta, sementara Singapura, hanya sekitar 5 juta. Total kapitalisasi startup besar di Indonesia mencapai $20 miliar, sedangkan Singapura $22 miliar.
Grove juga mengungkapkan, deal pendanaan seri C sedang meningkat di Indonesia meski pertumbuhannya lambat. Sebaliknya yang dialami Singapura.
Prediksi kedua, Catcha Group memperkirakan, bakal ada dua unicorn lagi di Indonesia. Startup unicorn tersebut berasal dari sektor fintech dan healthcare yang saat ini tengah mendominasi pertumbuhan startup di Indonesia.
Pasar healthcare Indonesia diprediksi mencapai US$363 miliar di 2025, atau naik 18 kali lebih besar dari US$20 miliar di 2010. Besarnya nilai tersebut turut didorong oleh tingginya permintaan terhadap layanan kesehatan.
Saat ini, ada dua startup yang mengisi pasar layanan healthcare berbasis digital di Indonesia, yakni Halodoc dengan valuasi $13 juta dan Alodokter dengan $12,1 juta.
Di sektor fintech, saat ini ada banyak sekali pemain yang masuk ke pasar Indonesia. Mereka masuk lantaran pasar yang sangat besar di negeri ini. Apalagi disebutkan bahwa terdapat 64 persen orang Indonesia yang berusia 25 tahun ke atas tidak memiliki rekening bank (unbanked).
Pada tahun 2017 lalu, marketsize di Indonesia mencapai US$22 miliar, diperkirakan pada 2025 bakal meroket menjadi US$54 miliar di tahun 2025. Mengenai peneterasi layanan fintech di Indonesia, saat ini dari 133 juta pengguna internet, penetrasinya sudah mencapai 46 persen.
Itu sebabnya banyak investor lokal dan luar menyuntik dananya di sektor fintech ini. Data menunjukkan deal pendanaan untuk startup fintech di Indonesia terus meningkat, dari tahun 2014 hanya ada 3, 2015 ada 11, 2016 ada 21, dan di 2017 sudah sebanyak 53 startup. Diperkirakan tahun-tahun mendatang bakal lebih banyak lagi karena pemerintah juga memberi dukungan terhadap sektor fintech.
Prediksi kedua, Catcha Group memperkirakan, Indonesia bakal memiliki startup bernilai US$ 100 juta terbanyak di kawasan ini.
Ada empat alasan yang menyebabkannya, mulai dari penetrasi internet yang meningkat seiring dengan peningkatan inrastruktur, ekonomi internet Indonesia yang paling cepat berkembang yang diprediksi akan tumbuh menjadi US$ 100 miliar pada 2025, Peluang pendanaan yang kuat apalagi Indonesia menerima peningkatan minat pendanaan, dan marketsize terbesar di mana pada tahun 2050, Indonesia akan memiliki populasi kelas menengah terbesar ketiga di pasar negara berkembang. (Catcha/Joko Susilo)
Foto : CatchaGroup