BE-X Siapkan Start-up Indonesia Hadapi Persaingan Bisnis

SIAR.Com, Jakarta — Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) meluncurkan program Bekraf Acceleration (BE-X) yakni program akselerasi untuk mempersiapkan start-up masuki pasar yang sebenarnya.
Menurut Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik, tantangan yang akan dihadapi pelaku start-up Indonesia kedepannya semakin tinggi, isu non kreasi dan kemampuan bisnis menjadi hal yang perlu diperhatikan. Untuk menjawab tantangan ini Bekraf meluncurkan program BE-X.
“BE-X merupakan upaya pemerintah mendorong pertumbuhan ekosistem start-up di Indonesia. Demi mengejar indonesia melahirkan unicorn atau start-up besar, maka kami selenggarakan program ini untuk mempersiapkan founder dan team founder start-up dari segi kemampuan bisnis, kalau dari segi ide mereka sudah banyak,” kata Ricky akhir pekan lalu di Jakarta.
Ricky berharap, start-up dapat mengikuti program inkubasi dan akselerasi, karena dapat membantu dalam melakukan pengembangan produk, mendapatkan pendanaan, maupun mendapat akses melalui jaringan bisnis.
“Program-program inkubasi maupun akselerasi start-up, membuka kesempatan bagi start-up untuk menjadi besar dengan menerima insentif dari pemerintah ataupun pendanaan dari venture capital dan stakeholder,” ujarnya.
Start-up, sambungnya, bukan lagi soal lokal atau asing, tapi tidak ada batas. “Kita berharap akan terjadi kolaborasi-kolaborasi. Namun dalam konteks kepentingan bangsa, kami ingin start-up lahir, berdomisili dan besar di indonesia.”
Pada kesempatan yang sama, Manajer Akselerasi Telekomunikasi Indonesia Jeffry Irmawan mengatakan, kebanyakan start-up yang baru memulai bisnisnya gagal karena kurang memahami konsumennya. Padahal Ssart-up dituntut untuk tidak hanyak membuat produk yang bagus tetapi harus dapat memastikan produknya akan dibeli oleh konsumen.
“Banyak start-up yang gagal. Kegagalan start-up kebanyakan ada pada tahapan customer validation. Yang harus divalidasi adalah konsumen dari produk yang dihasilkan pada tahap awal. Jadi jangan sampai salah, harus di-survey secara tepat konsumennya,” sambung Jeffry.
Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan saat memulai start-up adalah jeli mengamati isu atau permasalahan yang ada, karena produk start-up pada dasarnya lahir sebagai sebuah solusi untuk memecahkan masalah atau kesulitan yang dihadapi calon konsumen.
Vice President of Engineering Tokopedia Aswin Tanu Utomo menambahkan, untuk memulai start-up para founder selain harus punya jiwa entrepreneurship, juga harus punya mental yang kuat, jangan pernah takut gagal untuk memulai dan jika gagal setelah memulai maka harus bisa bangkit untuk mencoba terus.
“Kegagalan memang bisa menjadi hal yang menakutkan karena terkait funding, tapi jika kita bisa mempersiapkan start-up kita sebaik mungkin dan opportunity itu ada, maka jangan pernah takut gagal” ujarnya.
Dia juga menyarankan untuk berhati-hati dalam pengelolaan keuangan investor karena terkait dengan pertanggungjawaban kepada mereka.
Ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan investor memberikan pendanaan, diantaranya adalah orisinalitas produk yang dihasilkan, siapa calon konsumen mereka, akan dibawa kemana arah bisnisnya dan roadmap business seperti apa yang sudah direncanakan. Selain itu user experience dan business enabler juga menjadi hal penting karena menyangkut keberlangsungan start-up kedepannya.
Aswin mengingatkan, tak ada sebuah rumusan tertentu untuk sukses. “None single formula untuk sukses. Tidak ada formula tertentu yg men-determine kesuksesan seseorang. Keinginan mau belajar sangatlah penting untuk mencapai kesuksesan.” (Bekraf/Joko Susilo)
Foto : Bekraf