Chief Company Bangun Kreativitas Bisnis Barbershop Lewat Ajang Barberlyfe

SIAR.Com, Jakarta — Industri barbershop di Indonesia sedang mengalami peningkatan. Banyak barbershop baru bermunculan, baik yang bergaya tradisional maupun modern.
Dalam rangka membangun kreatifitas, Chief Company untuk ketiga kalinya menyelenggarakan ajang Barberlyfe Indonesia vol.3 “Electrifying Experiments” di Usmar Ismail Hall Jakarta.
Menurut Marketing Director Chief Company, Fatsi Anzani, ajang ini digelar sebagai bagian dari upaya membangun kreativitas di dalam bisnis barbershop.
“Kami berharap acara ini mampu menginspirasi pelaku industri barber lain untuk melakukan eksperimen unik lain dalam bisnis mereka, bahkan mungkin lebih dari yang Chief Company dan barbershop professional yang lainnya, “ katanya di acara yang berlangsung Kamis (11/4).
Fatsi Anzani mengungkapkan, Chief Company terus memberikan referensi tren gaya rambut setiap tahun. Selain itu juga telah menelurkan sebuah karya gebrakan kreativitas yaitu buku dan film pertama serta satu-satunya catatan sejarah peradaban pangkas rambut di Indonesia.
“Perjalanan kami mencatat 4 etnis yang menjadi pelopor seni cukur rambut secara turun temurun di Indonesia. Mereka adalah suku Minang, Garut, Madura dan Tionghoa. Di buku dan film dokumenter ini kami mengungkap kunci keberhasilan mereka yang bertahan lintas generasi, berdampingan dengan barber muda yang mencoba bertahan di tengah kuatnya persaingan antar barber modern saat ini,“ paparnya.
Dalam ajang sehari ini menampilkan Alan, adalah seorang barber profesional yang sudah menggeluti bisnis ini sejak usia 21 tahun. Ia memiliki dasar tradisi potong rambut Italian Barber dan kemudian bereksperimen dengan menggabungkan berbagai disiplin ilmu tata rambut yang ia pelajari hingga akhirnya menemukan formula potong rambutnya sendiri yang unik.
“Eksperimen yang saya lakukan telah membawa ke berbagai negara untuk memberikan edukasi bagi para barber di seluruh dunia. Para barber juga harus terus bereksperimen dengan metode memotong rambut agar bisa menemukan cara yang fleksibel dan efisien bagi mereka sendiri,” katanya.
Sedangkan Yanto yang berlatar belakang produser, penulis dan peñata musik, menciptakan keunikan dengan menggabungkan musik dan potong rambut dalam sebuah pertunjukan live.
“Kami ingin mendorong batasan pribadi dan bisnis, kemudian menjadikannya sebagai barber identity, yang mampu menggebrak kreasi antara seni, rambut, music eksperimental dan street fashion,” ungkap Yanto. (Setia Ade Amarullah)
Foto : ChiefCompany