CROWDE Siap Gaet 100 Ribu Petani Sambut Era Digital

SIAR.Com, Jakarta – CROWDE, startup tekfin (teknologi finansial) di bidang pertanian yang memberdayakan petani di seluruh Indonesia dengan memberikan akses ke permodalan dan teknologi, menargetkan bakal menjangkau 100 ribu petani yang terdigitalisasi.
Pemanfaatan teknologi menjadi salah satu solusi untuk petani bertahan di masa pandemi. Ekosistem pertanian yang berkelanjutan dari hulu ke hilir sangat bergantung pada teknologi sehingga para petani harus menguasainya.
Tercatat pada Oktober – November 2020, CROWDE berhasil menyalurkan total permodalan sebesar Rp22 miliar. Sebanyak 28.000 mitra petani telah bergabung dan 3.215 mitra toko tani yang menyalurkan permodalan sistem cashless dengan menyediakan semua kebutuhan mitra petani untuk menjalankan proyek budidaya.
CROWDE pada 2020 lalu juga mengubah rasio kontribusi pemodal menjadi 8 : 92 (retail : institusi) yang berdampak pada kinerja petani. Sebanyak 85% mitra petani mengaku proses penyaluran modal jadi lebih cepat, terkontrol, dan budidaya mereka jadi lebih terjadwal. Serta menandatangani perjanjian kerja sama dengan beberapa institusional lender, seperti Bank BJB dan BPR Supra untuk mendanai mitra petani di wilayah Cianjur, Sukabumi, serta Garut.
Head of Funding & Impact CROWDE, Afifa Urfani, dalam keterangan resminya kepada Siar.com pada Kamis (21/1) mengatakan, “Di tengah pandemi, kami pun telah memperluas jangkauan proyek permodalan budidaya ke 10 wilayah, yaitu Lampung, Sukabumi, Subang, Indramayu, Bogor, Garut, Madiun, Tulungagung, Kediri, dan Tuban dengan total 1.802 proyek”, ungkapnya.
CROWDE yang juga berpartisipasi dalam kegiatan Bimtek (Bimbingan Teknis), yang diselenggarakan oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor pada akhir tahun 2020 lalu, dengan tujuan menarik minat generasi muda agar mau menjadi petani milenial. CROWDE melakukan jajak pendapat untuk mencari indikator permasalahan yang mungkin dialami para petani milenial.
Lead of Enterprise CROWDE, Rizky Andika Septiyanzar, yang hadir sebagai perwakilan menjelaskan, “Kami yakin bahwa permasalahan yang dihadapi petani milenial pasti memiliki solusi dan jawaban, salah satunya melalui program GARAP (Gerakan Rakyat Petani) yang merupakan produk project financing yang berfokus pada komoditas padi, jagung, dan cabai dengan melibatkan Farmers Consultant dan Field Agent sebagai pendamping lapangan yang akan selalu dekat dengan petani Indonesia,” jelas Rizky.
Rizky juga menambahkan, petani milenial diharap mampu melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) agar dapat merancang pertanian yang dicita-citakannya serta mengetahui langkah apa saja yang perlu diambil untuk mewujudkannya. (CROWDE/Rona Novrinta)
Foto : CROWDE