E-commerce SIPLah Bantu Pelaku Usaha/KM Pendidikan di Pandemi Covid-19

SIAR.com, Jakarta — PT Telkom mengoperasikan sebuah proses pemenuhan kebutuhan pendidikan didukung dengan adanya program digitalisasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bernama Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah). Seiringnya berjalan, SIPLah telah membantu pertumbuhan bisnis pelaku usaha/UKM pada sektor pendidikan di Indonesia sehingga adanya tren peningkatan, hal ini terlihat dari tingginya jumlah penyedia kebutuhan pendidikan yang bergabung dengan SIPLah Telkom (https://SIPLahtelkom.com/).
Tim bisnis SIPLah Telkom, Dwi Meidianty mengatakan salah satu e-commerce ini bertujuan untuk mempermudah akses para pelaku usaha/UKM pendidikan di Indonesia khususnya untuk pengadaan barang.
“SIPLah Telkom sejak awal hadir dengan tujuan untuk mempermudah akses para pelaku usaha/UKM pendidikan di Indonesia khususnya pada bidang pengadaan barang dan jasa sekolah. Kami telah melihat adanya peningkatan tren secara positif dengan terus meningkatnya transaksi yang terjadi dan jumlah penyedia kebutuhan pendidikan yang bergabung didalamnya,” katanya melalui keterangan persnya.
Lanjutnya, “Hingga saat ini, ada sekitar lebih dari 20,000 penyedia kebutuhan Pendidikan dengan jutaan produk yang dijual secara variatif, sudah bergabung bersama kami. Hal ini menunjukkan bahwa ada keuntungan potensial yang dapat dicapai ketika para pelaku usaha/UKM Pendidikan mau beralih dari cara konvensional dan bergabung dengan mitra SIPLah. Jika ada kendala atau pertanyaan lebih lanjut bagaimana cara mendaftar sebagai penjual di SIPLah Telkom atau cara bertransaksi, silahkan hubungi CS kami di support@siplahtelkom.com.”
Sementara Co-Founder dan Direktur Utama Pintek, Tommy Yuwono menjelaskan, “Kami melihat akses permodalan menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha/UKM pendidikan di Indonesia, adanya kekurangan informasi menjadi hambatan karena UKM biasanya tidak masuk audit lembaga keuangan konvensional. Terlebih lagi, sekolah melakukan pesanan barang harus menyediakan di awal dan baru sekolah membayar sehingga memang membutuhkan modal yang besar,” jelasnya.
Tambahnya, Oleh karena itu sejak awal tahun 2021, kami memfokuskan strategi bisnis untuk pendanaan bagi pelaku usaha/UKM Pendidikan.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2020, sekitar 69,02 persen UMKM mengalami kesulitan permodalan di saat pandemi COVID-19. Data tersebut menunjukkan bahwa bantuan permodalan bagi UMKM menjadi hal yang penting.
Pelaku usaha/UKM pendidikan dapat memanfaatkan peer-to-peer lending untuk memperoleh akses mudah dan cepat ke pinjaman modal tanpa agunan untuk mengembangkan usahanya. Hasil laporan “Roaring 20s: The SEA Digital Decade” yang dilakukan oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, 59% pedagang digital di Indonesia sekarang mengadopsi solusi pinjaman digital.
Pintek merupakan sebuah perusahaan financial technology peer-to-peer lending untuk pendidikan. Kerja sama dengan Telkom merupakan mendukung perkembangan pelaku usaha/UKM pendidikan khususnya yang memiliki bisnis pada pengadaan kebutuhan pendidikan di Indonesia.
Dwi menambahkan, “Di tengah pandemi COVID-19, akses pendanaan untuk pelaku usaha/UKM pendidikan menjadi lebih krusial lagi untuk memastikan mereka dapat tetap bertahan dan mengembangkan bisnisnya. Kami berharap di tahun depan, pelaku usaha/UKM yang mengalami hambatan dalam mengembangkan bisnisnya karena permasalahan modal dapat lebih memanfaatkan layanan pinjaman P2P, tentunya harus resmi terdaftar dan diawasi OJK sebagai solusi mengisi celah pembiayaan yang tidak dapat disediakan oleh layanan perbankan, sehingga dapat memaksimalkan potensi bisnis yang ada pada sektor UKM pendidikan.” (Pintek/Setia Ade Amarullah)
Foto: Pintek