eFishery Berhasil Peroleh pendanaan seri C US$ 90 juta

SIAR.com, Jakarta — eFishery startup yang bergerak di sektor perikanan yang berkantor pusat di Bandung mengumumkan mendapat pendanaan seri C US$ 90 juta. Pendanaan ini dipimpin oleh Temasek, SoftBank Vision Fund 2, dan Sequoia Capital India. Sementara investor yang berpartisipasi yakni Northstar Group, Go-Ventures, Aqua-Spark, dan Wavemaker Partners. Northstar Group merupakan salah satu investor Gojek. Sedangkan Go-Ventures adalah perusahaan modal ventura besutan Gojek.
Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah menyampaikan kucuran dana ini akan dipergunakan untuk pengembangan, ekspansi regional dan target.
“Dana segar tersebut akan digunakan untuk mengembangkan bisnis, ekspansi regional, dan mencapai target,” katanya melalui keterangan pers, Selasa (11/1).
Lanjutnya, eFishery mempunyai target menjadikan perusahaan teknologi akuakultur terdepan. eFishery pun berencana ekspansi secara regional dengan menargetkan 10 negara teratas dalam produksi akuakultur, seperti India dan Cina.
Tidak hanya itu, eFishery akan meningkatkan kapasitas dan kualitas platform, layanan, serta memperkuat produk digital. Ini diharapkan menjadikan eFishery sebagai ‘koperasi’ digital terbesar bagi pembudidaya ikan dan udang.
Perusahaan yang berdiri pada 2013 ini telah merevolusi industri budidaya ikan dan udang yang tradisional. Caranya, eFishery menawarkan platform end to end yang terintegrasi dan memberikan pembudidaya ikan dan udang akses terhadap teknologi, pakan, pembiayaan, dan pasar.
Hingga saat ini, ribuan smart feeders buatan eFishery telah digunakan dan melayani lebih dari 30 ribu pembudidaya di 24 provinsi di Indonesia. Smart feeders merupakan alat untuk memberi pakan ikan dan udang secara otomatis.
Ada beberapa langkah lain yang telah dilakukan, diantaranya membuat eFarm sebuah platform online yang menyediakan informasi lengkap mengenai operasional tambak udang pembudidaya.
Selain itu, eFisheryKu sebuah platform terintegrasi yang memungkinkan pembudidaya ikan membeli berbagai keperluan budidaya, seperti pakan ikan. Harga di platform diklaim kompetitif.
Tidak hanya itu, melalui eFund pembudidaya ikan secara langsung dengan institusi keuangan untuk mendapatkan permodalan. Komponen utama dari eFund adalah Kabayan alias Kasih, Bayar Nanti, yakni layanan yang memungkinkan pembudidaya ikan membeli sarana produksi budidaya dengan sistem pembayaran tempo.
Keseluruhan proses dilakukan melalui aplikasi eFisheryKu. Hingga saat ini, lebih dari 7.000 pembudidaya menggunakan layanan ini dengan total pinjaman lebih dari Rp 400 miliar.
eFishery menargetkan bisa mengakuisisi satu juta pembudidaya dalam waktu tiga sampai lima tahun ke depan.
Investment Director dari SoftBank Investment Advisers Anna Lo menyampaikan, Indonesia merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di dunia. Sektor akuakultur di Nusantara dinilai memegang peranan penting dalam memproduksi pangan bagi populasi dunia yang terus meningkat.
“eFishery mempelopori adopsi teknologi untuk pembudidaya ikan dan udang lokal dengan platform end-to-end yang lengkap,” kata Anna. “Kami senang dapat bermitra dengan eFishery dan mendukung mereka menyediakan produk pangan hasil perikanan yang andal dan berkelanjutan ke Indonesia dan wilayah lainnya.”
VP Sequoia India Aakash Kapoor menambahkan, pasar yang dibidik oleh eFishery US$ 20 miliar. Namun, rantai pasoknya kompleks dan terfragmentasi.
Oleh karena itu, akuakultur menjadi salah satu peluang terbesar dan paling menarik di Indonesia. “Ini menjadikan kerja sama dengan eFishery, sebagai pemimpin pasar di sektor ini, menjadi menarik,” kata Aakash. VP Sequoia India Johan Surani pun mengatakan, model bisnis eFishery komprehensif dan strategis untuk melayani pasar. “Tim Sequoia Capital India terkesan dengan pertumbuhan dan fundamental bisnis yang kuat dan bersemangat dengan prospek masa depan eFishery,” ujar dia. (eFishery/Setia Ade Amarullah)