Ekonomi Kreatif Butuh Kreatifitas Pelaku Kepentingan

SIAR.com, Jakarta — Selama setahun ini sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terkena dampak pandemi. Saat ini penting sekali mengembangkan kreativitas dari para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dalam mengembangkan dan memajukan kedua sektor ini di Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, sejak zaman dahulu kala, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki kreativitas tinggi. Hal ini terbukti dari berbagai inovasi yang dilakukan oleh leluhur bangsa Indonesia dalam hal budidaya padi yang pertama kali ditemukan di Sulawesi pada lima ribu tahun yang lalu.
“Hal ini terus berkembang menjadi inovasi kreatif yang bertahan lama dalam kelangsungan pertanian kita. Dari mengukur air dengan bambu dalam sistem Subak Bali serta membangun lumbung yang efektif di Rangkiang dalam budaya Minangkabau. Ini membuktikan bahwa Indonesia telah diberkahi oleh kreativitas sejak zaman dahulu kala,” kata Sandiaga di acara webinar G-CINC Creative Year 2021: Our Roots, Our People, Our Culture, Kamis (25/3).
Untuk itu, lanjutnya, kreativitas perlu dikembangkan dengan mengedepankan akar-akar tradisi dan budaya Indonesia. Agar pengembangan kreativitas para pelaku wisata dan ekonomi kreatif semakin maju.
“Hal yang baik tentang proses kreatif adalah bahwa ide-ide kreatif selalu merupakan proses yang berkelanjutan, dengan ribuan, atau bahkan jutaan penyesuaian hingga mencapai kesempurnaan. Sehingga mewakili akar budaya kita secara keseluruhan,” katanya.
Pemerintah, jelasnya, melalui Kemenparekraf juga berusaha membentuk ekosistem ekonomi kreatif yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
“Sehingga produk dan jasa dari para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif semakin berkembang ke arah yang lebih baik,” ucapnya.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Direktur Hubungan Antarlembaga Kemenparekraf/Baparekraf, Ika Kusuma Permanasari, menambahkan, acara webinar ini juga bertujuan untuk mempromosikan UN Resolution of International Year of Creative Economy for Sustainable Development yang jatuh pada tahun 2021.
“Momentum ini juga patut dimanfaatkan untuk memperkuat keselarasan pembangunan berkelanjutan ekonomi kreatif pada 2030,” ujar Ika
Beberapa waktu lalu, Sandi menjelaskan, 2021 kita melihat tren pemulihan berlanjut, pariwisata kita harapkan tumbuh dan lapangan kerja 3 sampai 4 persen dan ekonomi kreatif tumbuh 2-3 persen. Pada tahun 2019 share pariwisata dan ekonomi kreatif kepada PDB masih tumbuh sebesar 7,26 persen. Namun tahun 2020 minus 2,49 persen, dan dari tenaga kerjanya juga tahun 2020 minus 2,49 persen dibanding tahun 2019 sebesar 4,02 persen. (Setia Ade Amarullah)
Foto : Kemenparekrsaf