Foodstartup Indonesia Sebagai Akses Pembiayaan/Permodalan Generasi Baru Kuliner

SIAR.com, Jakarta — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno membuka Demoday FoodStartup Indonesia 2021 (FSI 2021), Selasa (5/10). FSI 2021 yang berlangsung di Yogyakarta tanggal 5 – 7 Oktober 2021 ini, merupakan platform akses pembiayaan/ permodalan untuk generasi baru pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner yang berdampak dan berkelanjutan.
Menteri Sandiaga Uno mengatakan, di tahun 2022 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat sehingga diharapkan akan membuka “geliat” ekonomi dan tentunya menyediakan penyerapan tenaga kerja yang jauh lebih besar lagi kedepannya.
“Covid-19 memaksa kita meningkatkan keterampilan. Indonesia mempunyai rumah untuk para pelaku industri kuliner Indonesia, yaitu FSI. Kita ingin sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) bisa terus mendorong kehadiran peluang usaha dan lapangan kerja yang lebih terbuka kedepannya,” katanya membuka acara secara daring Demoday Foodstartup Indonesia 2021, di Hotel Marriot, Yogyakarta, Selasa (5/10).
Lanjutnya, dengan terbukanya akses pembiayaan/permodalan untuk startup bisa menyelesaikan salah satu permasalahan besar karena 92,73 persen Usaha kreatif termasuk kuliner menggunakan modal sendiri.
“Hanya 24 persen yang dapat terakses pinjaman bank, sisanya menggunakan modal sendiri. FSI ini bertujuan memaksimalkan potensi subsektor kuliner,” tambahnya.
Diharapkan, FSI 2021 bisa mencetak pemenang sehingga tercipta akselerasi bisnis dalam hal digitalisasi, transaksi, penjualan, networking, negosiasi, bisnis, produk, sampling, testing, sharing pengetahuan seputar bisnis, rintisan dibidang kuliner hingga penjualan produk silang antar usaha rintisan dalam ekosistem Foodstartup Indonesia.
Harapannya, FSI ini bisa terus mensosialisasi dan mengedukasi sehingga lebih banyak lagi reseller, distributor, investor dan terung mendorong transformasi digital sehingga layanan yang diberikan lebih baik, sempurna, terjangkau dan lebih banyak lagi inovasi yang mampu membuka peluang model bisnis baru dan lapangan kerja yang berkualitas tentunya,” harapnya.
Sementara Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Fadjar Hutomo mengatakan ada perbedaan penyelenggaraan FSI tahun ini. Perbedaannya adalah FSI mengklasifikasi food startup dalam dua kategori yaitu, early stage dan high growth.
“Early stage adalah badan usaha dengan pendapatan tahunan minimal 300 juta rupiah dan membutuhkan pembiayaan maksimal 500 juta rupiah. Dalam kategori ini terjaring sebanyak 51 peserta. Sedangkan high growth adalah badan usaha dengan pendapatan tahunan minimal 500 juta rupiah membutuhkan akses pembiayaan maksimal 10 miliar rupiah dan fokus pada kuliner berbasis nabati dengan kebutuhan pembiayaan hingga 20 ribu USD. Ada 45 peserta pada kategori ini,” ungkapnya.
Harapnya, FSI ini terjadi akselerasi pertumbuhan bisnis yang berdampak langsung kepada ekonomian nasional. Tidak hanya faktor tersebut, peserta FSI juga dapat belajar serta meningkatkan potensi untuk dikembangkan dalam sisi produk, model bisnis, pemasaran, pengemasan, dan lain lain khususnya di masa pandemic covid saat ini.
FSI tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-6, selama penyelenggaraan, FSI telah diminati kurang lebih 17 ribu pendaftar pelaku kuliner dan telah menghasilkan 381 peserta. FSI yang dibantu puluhan professional mentor serta jaringan ekosistem industri kuliner baik di tingkat nasional maupun di Asia Tenggara dan telah berhasil menghasilkan investasi kurang lebih 52 miliar rupiah.
FSI tahun ini diikuti 96 peserta dari seluruh Indonesia yang terdiri dari 59 food manufacture dan 41 food services dengan 30 mentor dan investor dimana 96 brand peserta FSI tersebut termuat dalam katalog food startup Indonesia 2021.
Sementara Gubernur Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X yang sambutannya diwakilkan oleh Wakil Gubernur Istimewa Yogyakarta KGPAA Paku Alam X menyambut baik pelaksanaan Demoday Foodstartup Indonesia 2021 dan diharapkan menjadi simpul kreativitas, ajang inovasi, dan sharing ide-ide segar. Tentunya agar bisnis startup semakin berkembang baik dalam aspek kuantitas maupun kualitas.
“Starup bidang kuliner masih menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan terutama di tengah perkembangan ekonomi digital. Hal ini membuat jumlah pelaku bisnis kuliner semakin meningkat dari tahun ketahun. Tentu besar harapan, bahwa startup kuliner tak hanya sekedar bermunculan tetapi juga menjadi sebuah ekosistem bisnis yang berkelanjutan. Keberlanjutan inilah yang menjadi upaya bersama kita, agar startup kuliner tetap survive di tengah masyarakat yang semakin demanding,” katanya. (Setia Ade Amarullah)
Foto: FSI 2021