Go-Jek Layak Disebut “Super App”?

SIAR.Com — Aplikasi Go-Jek kini telah berkembang luas. Selain menawarkan layanan pemesanan transportasi on demand, tetapi juga pemesanan layan-antar makanan, logistik, dan banyak lagi lainnya.
Pendiri dan CEO Group Go-Jek, Nadiem Makarim mengatakan, Go-Jek layak disebut sebagai Super App atau super aplikasi.
Nadiem menjelaskan, suatu aplikasi bisa disebut Super App ketika semua layanan diakses dalam satu PIN. “Kenapa itu penting? Pada akhirnya masyarakat ingin hal yang simpel dan efisien. Super App itu tersedia semua dalam satu aplikasi, sehingga cost turun dan efisiensi naik. Kemudahan lah yang didapat, jadi konsumen tidak usah mikir,” katanya, Rabu (27/2) di sela peluncuran GET di Bangkok, Thailand.
Nadiem menyebut, saat ini masyarakat sudah memiliki ketergantungan pada aplikasi Go-Jek. “Aplikasi Go-Jek sudah sudah semacam jadi asisten. Super App Go-Jek ini adalah suatu inovasi yang benar-benar unik di Indonesia, bahkan di dunia tidak ada Super App seperti Go-Jek. Banyak yang bilang Go-Jek seperti WeChat, padahal beda,” tutur Nadiem.
Menurut Nadiem, WeChat sebagai aplikasi perpesanan, sosial media, dan pembayaran asal China itu merupakan social platform yang bisa memfasilitasi beberapa pemain yang masuk ke dalam ekosistemnya. “Go-Jek beda, karena semua layanannya dari Go-Jek. Kami bukan social platform, kami adalah transcational platform. Ini mungkin salah satu hal yang Indonesia jadi nomor satu di dunia kalau kami terus sukses di Asia Tenggara,” katanya seperti dikutip dari Kantor Berita Antara.
Pada 2018, Go-Jek memproses lebih dari US$ 9 miliar gross transaction value (GTV) di semua negara-negara di mana perusahaan tersebut beroperasi. Hal tersebut menjadikan Go-Jek sebagai grup consumer technology berbasis teknologi untuk layanan transaksi konsumen terbesar di Asia Tenggara berdasarkan GTV.
Per Desember 2018, aplikasi Go-Jek dan ekosistem Go-Jek telah diunduh oleh lebih dari 130 juta pengguna, dengan lebih dari 2 juta mitra pengemudi terdaftar, hampir 400.000 mitra merchants usaha dan lebih dari 60.000 penyedia layanan di Asia Tenggara, dengan volume transaksi tahunan sebesar 2 miliar per akhir 2018. (Antara/Joko Susilo)
Foto : Go-Jek