Indonesia dan India Ciptakan Alat Uji Kesiapan Pelaku Usaha Hadapi Pandemi Covid-19

SIAR.Com, Jakarta — Pandemi COVID-19 berefek domino ke berbagai sektor usaha sehingga harus memaksa pemilik dan pelaku usaha untuk menguji ulang rencana kelanjutan usaha mereka. Orbit Future Academy, berkolaborasi dengan Cultus telah menciptakan CORE (COVID Readiness), alat pengujian kesiapan pelaku usaha terhadap COVID-19 yang pertama di dunia.
Diperkirakan Lebih dari 10.000 perusahaan Indonesia dan 3.500 Start–up Indonesia bisa mendapatkan keuntungan dari CoRe dan diperkirakan secara global akan ada 25.000 perusahaan yang menggunakannya.
Dr. -Ing. Ilham A Habibie, yang menganalisa dampak sosial-politik Covid-19 mengatakan dengan adanya ketidakpastian ekonomi yang melanda bisnis di seluruh dunia termasuk Indonesia, wirausaha dan pemilik bisnis memerlukan alat baru untuk menavigasi jalan mereka dari pandemi Covid-19.
“Teknologi dapat menjadi pemacu bagi bisnis untuk bertahan dari penurunan saat ini dan mempersiapkan diri untuk pasca-Covid-19,” katanya baru-baru ini.
Sementara Project Leader, Nalin Kumar Singh menambahkan, Core membantu pemilik usaha menganalisa tingkat kesulitan kondisi saat ini terhadap perusahaannya.
“Alat ini memberikan pemilik usaha pemahaman terhadap tingkat kesulitan yang dihasilkan COVID-19 terhadap bisnis mereka, baik itu positif maupun negatif, dan memberikan pemilik bisnis baseline untuk menjadi yang pertama dalam merencanakan dunia post COVID,” tambahnya.
Technical architect, Sunil Girdhar mengungkapkan, dari sisi tantangan yang dihadapi dalam membangun alat pengujian ternyata ada beberapa faktor yang mempengaruhi aktivtas usaha.
“Ini tidak hanya soal pemberian nilai. Ada banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas usaha baik secara individual maupun kombinasi lokasi kegiatan usaha, lokasi customer, posisi uang tunai, jenis industri, disrupsi rantai pasok dan sebagainya. Alat ini muncul sebagai kuesioner 30 menit di front-end tapi kompleksitas algoritmanya sangat besar,” ungkapnya.
Sachin V Gopalan, yang membantu membangun rencana jangkauan strategis menyatakan, akan menggunakan alat ini untuk menguji tidak hanya lebih dari 10.000 perusahaan dan start–up existing partner di ekosistem-nya, tapi juga 3.500 start–up Post-Covid baru yang mana pihaknya diminta untuk menginkubasi, melatih dan mementor mereka dalam 3 tahun ke depan.
“Tidak hanya itu, Kami juga bekerja sama erat dengan lembaga pemerintah Indonesia dan universitas untuk memitigasi dampak dunia post Covid dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru dan start-up baru di tingkat akar rumput. Targetnya untuk memperkenalkan inovasi berbasis teknologi, membangun solusi rantai pasok lokal dan memulai proses penciptaan nilai tambah dan aliran dana di level desa,” jelasnya.
CORE menggunakan peralatan algoritma yang kuat yang memungkinkan seorang individu menguji dampak Covid-19 terhadap aktivitas bisnis mereka. CORE menganalisa 28 faktor yang mempengaruhi para pelaku usaha saat ini, bersamaan dengan jawaban yang diberikan pengguna secara online untuk memformulasi nilai dampak terkuantifikasi, antara 0 dan 99. Nilai rendah mengindikasikan kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi perusahaan di masa mendatang, sementara nilai tinggi tidak hanya menandakan bahwa perusahaan sehat, tapi juga mengindikasikan adanya potensi peluang untuk tumbuh.
Perusahaan gabungan India-Indonesia ini mendukung para pelaku usaha lewat basis analitikal untuk menguji dan memformulasi rencana bisnis dan strategi jangka panjang untuk era post Covid. Selain itu, alat ini menghasilkan laporan hanya dalam 4 jam setelah pengguna mengumpulkan jawaban mereka dan harganya juga sangat rasional yaitu hanya sebesar Rp138.763 (US$9.45).
Waktu yang dibutuhkan bagi seorang pengguna untuk mengoperasikan alat ini tidak lebih dari 30 menit. Laporan yang dihasilkan disertai dengan penjelasan yang diberikan oleh pemimpin industri dan disertai berbagai kemungkinan skenario bagi aktivitas bisnis sehingga membantu pelaku usaha menghadapi berbagai potensi tantangan.
CoRe pada mulanya lahir sebagai alat uji cepat namun nantinya akan menggunakan elaborasi algoritma AI untuk memberikan saran dan rekomendasi tentang arah dan pendekatan baru berdasarkan data yang berkembang dari wisdom dan aksi Bersama antara perusahaan, pelaku usaha dan pelaku inovasi yang merespon dengan beragam cara terhadap dampak bisnis Covid-19. (Setia Ade Amarullah)
Foto : Freepic