Indonesia dan India Sepakat Tingkatkan Kerjasama Energi

SIAR.Com, Jakarta – Sebagai upaya tindak lanjut dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke India pada bulan Desember 2016, pemerintah Indonesia dan India akhirnya bersepakat untuk meningkatkan kerjasama bidang energi, khususnya di sektor minyak dan gasbumi yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU).
Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gasbumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, IGN Wiratmajapuja, hal ini juga sebagai tindak lanjut dari, “The 1st Indonesia-India Joint Working Group on Oil and Gas” yang dihelat di Bali pada tanggal 4-5 Juni 2012.
“Bilateral meeting menunjukkan keseriusan kedua negara yang sama-sama berambisi dalam meningkatkan kerja sama di sektor energi serta ketahanan energi,” ujarnya secara tertulis, Jumat (21/4) di Jakarta.
Wiratmaja mengatakan, pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi migas melalui penawaran wilayah kerja migas baru dan kebijakan bagi hasil gross split.
Pemerintah Indonesia juga menawarkan investor India untuk ambil bagian dalam pengembangan migas di Indonesia. Selain di hulu migas, kesempatan investasi di hilir migas juga terbuka lebar. Semisal dalam pembangunan pipa gas, kilang mini serta proyek lainnya.
Joint Secretary of Ministry of Petroleum & Natural Gas, Government of India, Sunjay Sudhir menambahkan, sekarang India masih tergantung pada impor migas dan menargetkan akan mengurangi hingga 10% pada tahun 2020. Konsumsi energi India pada tahun 2035 diperkirakan akan mencapai 3 kali lipat di mana pada tahun 2014 konsumsinya mencapai 666,2 Mtoe.
India memiliki banyak kilang dengan total kapasitas 230,1 MMTPA di mana 80 MMTPA diantaranya dimiliki oleh swasta. Kapasitas yang besar ini menjadikan kilang India terbesar kedua di Asia. Di sisi lain, India juga tercatat sebagai importir Liquified Natural Gas ke 4 di dunia tahun 2015.
Sunjay Sudhir juga menyampaikan bahwa negaranya mengembangkan gas metana batu bara (CBM), sebagai alternatif tambahan sumber energi dan berkomitmen terhadap isu global climate change atau perubahan iklim.
Data Kementerian ESDM menyebutkan, saat ini Indonesia merupakan negara produsen sekaligus konsumen minyak. Tingkat produksi minyak Indonesia menyentuh angka 830.000 barel per hari. Namun kebutuhan konsumsi mencapai dua kali lipat dari produksi.
“Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional, pemerintah Indonesia melakukan impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Impor juga dilakukan untuk gas atau Liquified Petroleum Gas (LPG),” tutup Wiratmaja. (fahd)
Foto : pmindiagov