Indonesia Harus Tekan Covid-19 Lebih Dulu Agar Recovery dari Resesi Bisa Cepat

SIAR.Com, Jakarta — Hingga, Selasa (28/7) kemarin, angka penderita Covid-19 di Indonesia sudah menembus angka seratus, atau tepatnya 102.051 dengan angka kematian akibat Covid-19 sebesar 4.901 jiwa. Angka ini diyakini bakal terus bertambah dari hari ke hari, jika melihat kondisi nyata masyarakat yang masih banyak tak mematuhi protokol kesehatan.
Dari sisi ekonomi, banyak negara yang sudah menyatakan terkena resesi. Indonesia sendiri menurut Pakar Ekonomi Faisal Basri, sudah pasti menderita resesi. Sebab menurut perhitungannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahunini hanya sekitar -2,8 hingga -3,9 persen saja.
“Ayo kita persiapkan kondisi terburuk ini. Yang kita bisa lakukan adalah secepat mungkin kita recovery. Kalau resesi, sudah pasti. Jadi bukan menghindari resesi tapi bagaimana kita cepat recover dan resesinya secetek mungkin. Tidak dalam,” ucap dia dikutip dari Antara, Rabu (29/7/2020).
Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) ini menilai, krisis kali ini akan berbeda dengan krisis-krisis sebelumnya, maka formula baku tidak memadai untuk mengatasinya. Ia menambahkan semua negara juga melakukan penanganan yang sama mulai dari melakukan pelebaran defisit hingga paket stimulus serta menurunkan suku bunga.
“Mengingat kondisinya sekarang berbeda, resep baku tidak cukup. Ada dimensi yang harus dikedepankan yakni kesehatan masyarakat dan penyelamatan jiwa manusia. Tidak boleh ada trade off antara ekonomi dan kesehatan,” kata Faisal.
Faisal menuturkan di Indonesia, hampir semua lini merasakan dampak pandemi Covid-19. Mulai dari gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), meningkatnya ketimpangan global hingga penurunan turis mancanegara.
Faisal menambahkan penanganan penyebaran virus menjadi salah satu pertanda dunia memandang Indonesia . Ia mencontohkan kondisi di Malaysia di mana negara itu telah membuka fasilitas kesehatannya untuk orang asing. Namun, fasilitas itu belum dibuka bagi orang Indonesia.
“Contoh Malaysia kasusnya tidak sampai 10 ribu, mereka sudah membuka fasilitas jasa kesehatannya untuk orang asing. Tapi untuk orang Indonesia belum boleh masuk. Ini pertanda betapa dunia melihat kita seperti apa,” ujar dia.
Jadi sebaiknya, sarannya, pemerintah fokus saja untuk menekan Covid-19. Dengan menekan masalah itu, maka recovery ekonomi akan segera dapat terlaksana. (Dari berbagai sumber/Joko Susilo)
Foto : CGTN