Indonesia Terus berperan Aktif di IMO

SIAR.Com, Jakarta — Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus mendukung penuh setiap kebijakan IMO (International Maritime Organization).
Demikian hal itu disampaikan delegasi Indonesia yang diketuai oleh Assisten Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, TB Chaeru Rahayu dalam sidang Technical Operation IMO, pada 17 – 19 Juli 2017 di London, Inggris.
“Mandat dari Bapak Luhut (Menko Maritim), adalah kita harus tunjukkan bahwa Indonesia adalah Negara besar dan kaya. Pesannya juga untuk menyampaikan bahwa Indonesia itu masih tetap eksis. Ini menjadi sangat penting, karena jangan sampai kita dikucilkan dari pergaulan dunia,” ujarnya saat diwawancarai, Rabu (26/7) di kantornya, Gedung Kemenko Maritim, Jakarta.
Sidang Technical Operation IMO ini, jelasnya, beragendakan pembahasan kerjasama dari 181 negara anggota IMO untuk kegiatan 2018-2019, dan evaluasi semua kegiatan pada tahun 2017 ini. Terutama keterkaitannya dengan bidang Sumber Daya Manusia (SDM), IPTEK dan Budaya Maritim.
Chaeru menuturkan, diantara tema penting yang diangkat pada agenda sidang IMO kali ini ialah mengenai Capacity Building atau penguatan SDM. “Karena ada tiga aspek penting yang mesti diperhatikan kembali, yaitu safety, security dan enviromental protection dalam bidang SDM,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Chaeru mengatakan, misi selanjutnya dari keikutsertaan Indonesia di sidang IMO kali ini adalah, keharusan setiap delegasi Indonesia yang hadir wajib mengemban tugas sebagai pelobi delegasi dari negara lain, dengan target Indonesia dapat kembali lagi menjadi salah satu negara anggota dari 20 negara anggota IMO kategori C (negara dengan kepentingan strategis kemaritiman).
Ia juga mengungkapkan sambutan hangat negara-negara anggota IMO lainnya kepada delegasi Indonesia, bahkan meminta Indonesia untuk bersedia menempatkan salah satu staff penghubung di kantor IMO di Markas PBB, New York, Amerika Serikat.
“Karena nantinya pada bulan November tahun ini, akan ada sidang assembly untuk pemilihan member category C di IMO. Ada kendala apabila kita tidak masuk, karena bila kita tidak masuk maka kita tak bisa mewarnai kebijakan IMO secara Internasional. Dan, dalam laporan saya, kita pun sampaikan kepada Menko Luhut, bahwa sangat urgent untuk tempatkan staff penghubung di IMO,” pungkasnya.(fhd)
Foto : Doc. SIAR