Kominfo Optimis Latih 20 Ribu Digital Talent

SIAR.Com, Jakarta — Kementerian Komunikasi dan Informatika optimis dapat melatih 20 ribu peserta untuk program digital talent.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, seluruh kalangan masyarakat dapat mengikuti pelatihan pembentukan digital talent, mulai dari lulusan SMA sampai perguruan tinggi, yang belum melewati batas usia 29 tahun.
Bahkan, ke depannya Menteri Rudiantara berencana untuk meninjau ulang batasan umur agar lebih muda lagi. Dengan begitu, Menteri Rudiantara berharap, digital talent yang dimiliki bangsa Indonesia seluruhnya merupakan generasi muda.
“Bidang keahlian teknologi yang diberikan seperti artificial intelligence, big data analytics, cyber security, IoT dan semua teknologi baru menyambut era industri 4.0. Karena memang ini kan lebih technical, jadi nanti fokus ke manajerial,” ujar Menteri Rudiantara, akhir pekan lalu, di Kantor Kemenkominfo, Jakarta.
Pembentukan digital talent dari kalangan generasi muda,lanjutnya, merupakan upaya pemerintah mengembangkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia Tanah Air. Sehingga ke depannya Indonesia dapat memenuhi semua aspek kualifikasi teknis maupun kualitas keahlian.
“Tahap uji coba tahun 2018 untuk seribu kuota bekerja sama dengan lima perguruan tinggi di Jawa. Sampai sekitar tiga minggu lalu, jumlah pendaftar untuk kuota sebesar seribu peserta sudah mencapai 33.000 pendaftar,” ungkap Menteri Rudiantara.
Program digital talent akan bekerja sama dengan perusahaan teknologi ternama di dunia seperti Microsoft dan Sisco. Dengan menggandeng perusahaan kaliber global itu nantinya diinginkan perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak lagi kesulitan mencari sumber daya manusia asal bangsanya sendiri yang mampu menguasai era revolusi industri 4.0.
“Jadi kurikulum nanti disiapkan oleh global tech company yang bekerja sama dengan 20 perguruan tinggi. Nanti ada 20 ribu orang yang akan diberikan sertifikasi,” sambungnya.
Menteri Rudiantara menuturkan, pelatihan yang diberikan nantinya untuk melahirkan digital talent dari generasi muda tidak hanya terbatas pada sistem online. Namun juga dapat diakses melalui sistem offline sehingga jangkauan pemberian materi dapat seimbang. “Online juga harus hands on. Kalau belajar cloud computing, harus praktik benar-benar masuk ke cloud, harus pake user id, password, created dan lain sebagainya,” pungkasnya. (Kominfo/Setia Ade Amarullah)