Luhut Ingin Harga Gas untuk Industri US$ 4 per MMBTU

SIAR.Com, Jakarta—Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman yang juga sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan menginginkan harga gas untuk industri bisa turun hingga US$ 4 per MMBTU.
Saat ini pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM yang mematok harga gas bagi industri tertentu maksimal US$ 6 per mmbtu. Namun harga sebesar itu masih dianggap mahal oleh industri pupuk, sebab harga gas di luar negeri hanya sekitar US$ 4 per mmbtu.
Luhut berharap agar harga gas bisa diturunkan lagi menjadi di bawah US$ 6 per mmbtu. “Harus bisa di bawah US$ 6 per mmbtu. Saya sih kalau bisa US$ 4 per mmbtu,” kata Luhut, Rabu (14/9).
Jika harga gas turun hingga mencapai US$ 4 per mmbtu, akibatnya adalah pemerintah akan kehilangan penerimaan negara. Untuk itu, pemerintah masih menghitung besaran harga gas bagi industri tertentu dan nilai tambah ekonominya jika harga gas lebih rendah dari US$ 6 per mmbtu.
Jika nilai tambah ekonomi dari penurunan harga gas di bawah US$ 6 per mmbtu bisa mencapai lima hingga 10 kali lipat, ujar Luhut, maka pemerintah rela kehilangan penerimaan dari penjualan gas. “Kami sekarang lagi hitung dengan Ibu Sri Mulyani dan Menperin berapa dampak multiplier effect di hilir, kalau di hulu sekarang US$ 4-5 per mmbtu. Kalau dampaknya sampai 5-10 kali nilai tambahnya, kenapa pemerintah ambil porsi 48% di hulu?” (Rona)