Maryke Pulunggono, dari Geologist Hingga VP PetroChina Indonesia

SIAR.Com, Jakarta — Mantan VP HR & Relations PetroChina Indonesia, terbitkan buku “Rose dari Fakfak, Maryke Pulunggono”.
Tak banyak geologist yang berhasil meniti karir di industri hulu migas hingga menduduki jabatan Vice President (VP) di perusahaan migas asing (Kontraktor Kontrak Kerjasama: KKKS). Apalagi dia seorang wanita. Tapi Maryke Pulunggono membuktikan dia mampu meraihnya.
Dari geologist junior, Maryke berhasil meniti karir selama 32 tahun di KKKS yang sama, yaitu PetroChina Indonesia (awalnya bernama Petromer Trend, kemudian berganti nama jadi Santa Fe, lalu Devon, dan PetroChina). Terakhir jabatan Maryke adalah Vice President Human Resources & Relations (VP HR & Relations) PetroChina.
Selama tiga dasa warsa lebih karirnya itu, Maryke mendapat banyak sekali pengalaman. Baik suka maupun duka. Pengalaman ini tentu amat berguna bagi masyarakat yang ingin mengetahui mengenai industri hulu migas, terutama generasi muda yang meniti karir di industri tersebut. Beruntung Maryke membukukan pengalamannya itu ke dalam sebuah buku otobiografi, sehingga banyak yang dapat dipelajari dari pengalamannya itu.
Dalam buku “Rose dari Fakfak, Maryke Pulunggono”, selain berbagi kisahnya meniti karir di industri hulu migas, si Pinky ini (Maryke sangat menyukai warna pink) juga mengungkapkan kisah cintanya dengan suami (alm Prof. Dr. A. Pulunggono) yang amat menarik.
Dalam kata pengantar buku tersebut, Guru Besar UNPAD Prof. Dr. Adjat Sudradjat M.Sc. yang juga pernah menjabat berbagai posisi di Departemen Pertambangan dan Energi (sekarang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral: ESDM) mengatakan, Maryke adalah sosok yang antusias, optimistic dan selalu ingin lebh baik dari hari-hari yang dilaluinya. Semangatnya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain tak terhenti oleh berakhirnya masa kerja.
Sedangkan mantan Kepala BP Migas (sebelum namanya jadi SKK Migas) Dr. Ir. Kardaya Warnika dalam sambutannya di buku tersebut mengatakan, secara keilmuan, Maryke yang lulusan geologi paham betul dengan tugasnya sebagai geologist. Namun di lain sisi, talentanya sebagai orang yang mudah bergaul, membuatnya gampang berinteraksi dengan siapa pun. Tentu ini menguntungkan bagi perusahaan, karena urusan teknikal dan nonteknikal ada dalam satu genggaman, yakni di dalam sosok wanita asal Fakfak, Papua Barat ini. Sayang bila kiprahnya terhenti lantaran usia.
Di buku ini, Maryke bertutur mengenai kisah hidupnya, dari masa kecilnya di Fakfak, masa remaja di Jakarta, bekerja sebagai geologist di industri hulu migas hingga posisi terakhirnya sebagai VP di perusahaan migas yang sama. Selain itu juga Maryke menceritakan kisah cintanya dengan alm suaminya yang sebelumnya adalah dosennya. Kisah cinta dua anak manusia yang berbeda etnis dan keyakinan ini menarik untuk disimak lantaran dinamikanya. Hingga, Maryke sendiri percaya, “Cinta itu ada”.
Buku memoar Maryke yang ditulis Ginandjar dan Dindin M. Machfudz ini sangat menginspirasi pembacanya. Dengan bahasa yang populer, dunia industri hulu migas tempat Maryke berkecimpung jadi mudah dipahami oleh orang awam sekalipun. (Joko Susilo)
Foto : Maryke