Menkop Minta Komitmen Shopee Kembangkan UMKM Lokal

SIAR.Com, Jakarta — Terkait fenomena Mr. Hu, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki memanggil Shopee dan meminta komimen pengelola e-commerce itu untuk mengembangkan UMKM dan produk lokal.
Fenomena Mr. Hu muncul yang sempat ramai di masyarakat, berawal dari viralnya tagar #SellerAsingBunuhUMKM yang jadi trending topic di media sosial. Tagar itu muncul lantaran perbincangan seru warganet mengenai perdagangan di Shopee yang banyak menampilkan produk-produk asing yang lebih murah dibanding produk sejenis lokal. Bahkan penjual produk-produk asing itu seringkali menjual dengan harga yang jauh lebih murah dari yang ditawarkan oleh UMKM lokal dengan barang yang sejenis. Penjual di Shopee itu melabeli ia adalah Mr. Hu.
Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, lancarnya arus barang impor dari Tiongkok lewat marketplace e-commerce akibat regulasi impor yang terlalu lama.
Menurutnya, beberapa faktor yang membuat barang impor China naik tajam adalah perusahaan e-commerce di Indonesia sebagian besar terafiliasi dengan grup perusahaan yang ada di China.
“Memang strategi dari pebisnis China untuk mengakuisisi e-commerce di Indonesia, kemudian dijadikan channel distribusi produk asal China,” kata Bhima.
Grup yang membeli saham e-commerce Indonesia, lanjut Bhima, gencar dalam melakukan aksi promo dan diskon. Bahkan, berani memberikan gratis ongkos kirim dan sering melakukan event diskon hingga 90%. Wajar apabila produk made in China cukup dominan di platform e-commerce.
Pemerintah China juga berperan penting dengan melakukan subsidi kepada perusahaan yang melakukan ekspor barang ke Indonesia. Kata Bhima, di negeri Tirai Bambu, ada sebuah tempat yang bernama Tao Bao Village, yakni kampung UMKM yang memproduksi barang dan menjual secara online.
Di kampung UMKM itu, pemerintah China memberikan subsidi mulai dari pajak, sertifikasi, dan bea ekspor. “Di sini kita kalah. Kalau barang impor dominan di e-commerce jelas akan memukul produsen lokal. UMMK lokal kalah bersaing dan akhirnya gulung tikar,” tegas Bhima.
Karena itu, Bhima mengingatkan agar porsi impor barang di platform e-Commerce diatur pemerintah. Misalnya, menerbitkan regulasi maksimal 30% barang impor by country origin di e-Commerce.
Tapi, hingga saat ini tidak pernah ada regulasi yang tegas. “Padahal, pemerintah jelas mendorong UMKM masuk platform digital. Tapi, di sisi lain, persaingan dengan barang impor di liberalkan,” ujar Bhima.
Hal tersebut, lanjut dia, tentu akan membuat UMKM lokal kewalahan. “Cepat atau lambat barang impor yang sudah dominan di platform e-Commerce makin diberi ruang. Kalau dulu orang impor prosesnya susah sekarang tinggal duduk manis. Barang dari China door to door sampai di depan pintu konsumen Indonesia,” Bhima mengkhawatirkan.
Adanya fenomena Mr. Hu tersebut, akhirnya MenkopUKM Teten Masduki memanggil Shopee untuk meminta penjelasan terkait hal itu.
Pemerintah, tegas Teten, memastikan komitmen perusahaan untuk mengembangkan UMKM dan mendorong produk lokal.
“Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen melindungi kepentingan nasional yaitu UMKM. Jika diperlukan, Kementerian Koperasi dan UKM akan mendorong diterbitkannya kebijakan Pemerintah untuk melindungi UMKM dari praktek perdagangan yang tidak adil,” kata dia dalam siaran pers yang diterima SIAR.com Jumat (19/2).
Sementara itu, perwakilan Shopee Indonesia menyatakan, sebanyak 98,1% dari 4 juta penjual aktif di Shopee adalah UMKM dan hanya 0,1% penjual crossborder. Penjualan produk UMKM di dalam ekosistem digital penyedia platform marketplace tersebut tercatat sebesar 97%, sedangkan produk crossborder hanya 3%, dan sisanya pedagang besar lokal.
Shopee juga mendorong ekspor dengan membantu UMKM lokal melalui bantuan pendampingan dan logistik tercatat pertumbuhan daily order lebih dari 567,3% dalam kurun waktu setengah tahun dari periode Juni 2020 – Januari 2021.
Head of Public Policy and Government Relations Shopee Indonesia Radityo Triatmojo, mengatakan, seluruh transaksi via crossborder sudah dilakukan sesuai prosedur termasuk komponen pajak dan Kepabeanan, dan bisa dipastikan untuk harganya tidak lebih murah dibandingkan dengan produk UMKM lokal.
Shopee, kata Radityo, berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan serta keberlangsungan bisnis para pelaku UMKM di Indonesia dengan memberikan sorotan khusus melalui inisiatif dan inovasi yang dihadirkan sejak awal Shopee berdiri.
“Kami telah menghadirkan rangkaian program edukasi dan pendampingan bersama dengan beberapa kementerian dan lembaga pemerintahan melalui Kampus Shopee, serta memasarkan produk UMKM melalui kanal khusus produk lokal Kreasi Nusantara,” kata Radityo.
Setelah mendapatkan penjelasan tersebut, MenkopUKM akan mengambil langkah mitigasi terhadap aktivitas perdagangan crossborder yang menjadi ancaman bagi UMKM dan produk lokal.
KemenkopUKM telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk mengecek kepatuhan seluruh penyedia marketplace terhadap ketentuan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) yang berlaku. (Dari berbagai sumber/Joko Susilo)
Foto : EU4Business