Negara G20 Sepakat untuk Memantau Mata Uang Kripto

SIAR.com, Jakarta — Menteri keuangan Negara-negara anggota G20 sepakat untuk memantau perdagangan mata uang digital Cryptocurrency (Kripto).
Fluktuasi liar harga Bitcoin, yang paling terkenal dari segudang mata uang digital yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta, dan adanya kekuatiran kemungkinan mata uang ini digunakan untuk menghindari pajak, pencucian uang, membiayai terorisme atau hanya penipuan investor kecil telah menjadi alas an bersama para regulator keuangan global.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini meminta regulator untuk memantau “aset crypto” ini
“Kami menyerukan kepada badan pengaturan standar internasional (Standard Setting Bodies atau SSB) untuk melanjutkan pemantauan aset-aset kripto dan risikonya, sesuai dengan mandat mereka, dan menilai tanggapan multilateral sesuai kebutuhan,” kata pemimpin G20 dalam komunike, Selasa (20/3) di Buenos Aires, Argentina.
Mereka juga menyambut standar baru yang diusulkan oleh Financial Action Task Force (FATF), sebuah kelompok yang terdiri dari 37 negara yang dibentuk di Paris untuk memerangi kejahatan keuangan.
Salah satu alasan kelambanan G20 adalah bahwa mereka melihat kripto yang terlalu kecil untuk membahayakan pasar keuangan. Nilai pasar gabungan mata uang digital itu, pada puncaknya, kurang dari satu persen ekonomi dunia, kata ketua Dewan Stabilitas Keuangan (Financial Stability Board) Mark Carney mengatakan kepada G20 dalam sebuah surat resmi.
Tapi gubernur bank sentral Argentina Federico Sturzenegger mengatakan ada permintaan di KTT G20 mendatang pada bulan Juli agar dibuat rekomendasi khusus pada aspek-aspek seperti pengumpulan data.
Sebelum ada tindakan nyata yang bisa dilakukan, para pembuat kebijakan diharapkan dapat mengatasi perbedaan mereka.
Perancis, yang bersama Jerman meletakkan cryptocurrency dalam agenda G20, telah mengusulkan mengambil langkah-langkah spesifik, seperti melarang deposito dan pinjaman dalam mata uang tersebut dan pemasaran investasi untuk masyarakat umum.
Menteri keuangannya, Bruno Le Maire, mengatakan bahwa tiga perempat dari peserta KTT mendukung tindakan tersebut.
“Kami harus mencari solusi dan untuk mendefinisikan pada tingkat multi-lateral dan pada tingkat G20 peraturan yang adil dan efisien,” kata Le Maire.
Sementara Gubernur bank sentral Italia Ignazio Visco mengatakan dia akhirnya mengharapkan kelompok pemimpin keuangan untuk tugas pengatur pasar global, Organisasi Komisi Efek Internasional atau the International Organisation of Securities Commissions (IOSCO), untuk membuat standardisasi.
Namun, negara-negara lain khawatir bahwa pengaturan kripto-kripto akan memberi mereka tingkat legitimasi, sementara Negara lainnya lagi mewaspadai peraturan baru setelah satu dekade pembuatan peraturan sejak krisis keuangan 2008-2009. (Reuters/JS)
Foto : TheMerkle