Pencapaian Indonesia di London Book Fair 2019

SIAR.Com, Jakarta — London Book Fair (LBF) 2019 di Olympia, Kensington, London, selama tiga hari telah berakhir. Event tahunan ini memberikan kesan tersendiri terutama dalam ajang transaksi hak cipta buku dan konten internasional. Tahun ini, LBF 2019 menjadi ajang spesial bagi Indonesia. Sebab Indonesia menjadi Market Focus di LBF 2019.
Pada perhelatan tahun ini, Panitia Pelaksana Indonesia Market Focus di LBF 2019 telah berhasil menandatangani kerjasama distribusi buku dengan lima distributor internasional dari Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat, untuk mendistribusikan buku-buku Indonesia yang sudah berbahasa Inggris ke Amerika, Inggris, Uni Eropa, Australia, dan India.
Ketua Harian Panitia Pelaksana Indonesia Market Focus di LBF 2019, Laura Bangun Prinsloo mengatakan, pencapaian ini membuka peluang ekspor buku yang besar mengingat banyaknya buku-buku Indonesia yang sudah berbahasa Inggris namun belum terdistribusikan dengan baik di pasar internasional.
“Kita mensyukuri dengan adanya pencapaian ini. Ada beberapa distributor yang akan membuka peluang seperti Thames & Hudson (distributor besar di Inggris), Gazelle (Prancis), PGUK (Publishers Group United Kingdom), dan Flavio Marcello (Italia),” jelasnya melalui rilisnya Senin (18/3).
Pencapaian lainnya, Laura memaparkan, panitia telah meraih angka penjualan 23 judul buku, yaitu 12 judul terbitan Asta Ilmu Publishing ke Singapura oleh Singapore Asia Publishing, untuk didistribusikan ke Australia, Malaysia, Thailand, India, dan Afrika Selatan; Delapan judul terbitan Mizan ke Kube Publishing Inggris; Satu judul terbitan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) ke Portugal, dan dua judul terbitan Rumah Pensil melalui Sapasar Literary Agency ke Malaysia.
Selain itu, terdapat 408 judul buku yang dalam proses negosiasi. Dari pengalaman selama tiga tahun terakhir, yaitu dari 2016-2018, terdapat rata-rata pencapaian 23 persen dari proses negosiasi ini, dan diharapkan hasil tersebut tercapai sebagai kelanjutan dari kehadiran Indonesia di LBF 2019.
Sementara untuk konten film, telah meraih keberhasilan dengan diraihnya kesepakatan pendistribusian secara global film November 12th (Battle of Surabaya) oleh Amazon Inggris.
Dari keseluruhan acara yang berlangsung selama tiga hari, kehadiran Indonesia yang tak hanya menampilkan konten buku, sangat mengundang perhatian. Acara resepsi Market Focus Country yang berlangsung di Design Museum pada 13 Maret 2019 berlangsung sangat meriah dan dihadiri sekitar 300 pengunjung. Di acara tersebut, Kepala Bekraf Triawan Munaf, membacakan puisi bersama Nyak Ina Raseuki dan Seno Gumira Ajidarma. Ketiganya membacakan puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar, Februari karya Goenawan Mohamad, dan Juga Waktu karya Subagyo Sastrowardoyo.
Ucapan terima kasih disampaikan Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Ricky Pesik kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya Indonesia sebagai Market Focus Country di LBF 2019 sekaligus menyampaikan komitmen Bekraf untuk mengupayakan kerjasama industri kreatif antara Indonesia dengan Inggris.
“Melalui keikutsertaan di ajang LBF ini, kami ingin mencapai ambisi Indonesia sebagai salah satu negara penting dalam industri kreatif di dunia. Jalan kami masih panjang untuk mampu menempatkan negara kepulauan ini sebagai sosok penting di mata internasional, namun kehadiran kami di sini memperlihatkan komitmen kuat kami untuk membangun kerja sama dengan Anda semua di negara Inggris,” ujar Ricky Pesik. (Setia Ade Amarullah)
Foto : LBF20019