Pengusaha Muda Diuntungkan Gelombang Revolusi Industri 4.0

SIAR.Com, Jakarta — Pesatnya perkembangan teknologi digital memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk bergegas menjadi negara maju. Perkembangan tersebut merupakan gelombang revolusi industri 4.0 yang sangat menguntungkan bagi para pengusaha muda.
Wakil Ketua Pembina Yayasan Prasetiya Mulya, Jusuf Wanandi mengatakan, generasi muda memegang peranan penting, karena merekalah yang kelak akan menjadi pilar bangsa di masa depan.
“Pengusaha muda bertalenta, kreatif dan inovatif akan diuntungkan dengan hadirnya gelombang revolusi industri keempat ini, karena gaya hidup yang serba digital, sangat dekat dengan generasi muda saat ini. Hal ini tentunya memberikan keuntungan tersendiri bagi mereka untuk meraih kesuksesan di era kehidupan 3.0, revolusi quantum 2.0 dan industri 4.0,” jelas Jusuf Wanandi melalui keterangan pers, Senin (3/12).
Lanjutnya, dari data yang dirilis oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi tahun 2020-an hingga 2030-an. Ini berarti jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) akan lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).
“Fenomena bonus demografi ini memberikan peluang yang positif bagi kemajuan perekonomian Indonesia dan membuat Indonesia selangkah lebih dekat untuk menjadi negara maju,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Djisman Simandjuntak mengatakan, Prasetiya Mulya memahami pentingnya peran institusi pendidikan pada umumnya dan pendidikan tinggi khususnya dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju. Upaya Prasetiya Mulya dalam menjawab tantangan di era disrupsi ini salah satunya dengan mengedepankan kolaborasi antara bisnis, sains dan kewirausahaan.
“Oleh karena itulah dibentuk School of Applied STEM (Science Technology Engineering & Mathematics) yang memberikan beragam pilihan bagi peserta didik untuk mengembangkan minat mereka dalam bidang teknologi dan bisnis,” katanya.
Melalui kolaborasi ini, lanjutnya, Prasetiya Mulya memasuki suatu era baru dan era ini sangatlah penting, karena kalau terus mempertahankan model yang tidak berbasis pada sains dan teknologi, upaya mengejar kecepatan lepas (escape velocity) akan terundur lagi dan terundur lagi.
“Dengan adanya kolaborasi tersebut, suatu bisnis akan menjadi semakin kompleks, berkelanjutan dan inklusif. Kita harus terus bergegas hingga tiba ke status sebagai negara maju,” kata Prof. Djisman. (Setia Ade Amarullah)
Foto : SIAR.Com