Pos Indonesia Bidik Sektor Keuangan Digital

SIAR.com, Jakarta — Pemerintah Indonesia telah menargetkan indeks inklusi keuangan nasional 90% pada 2024. Namun pemerintah tidak akan bekerja sendirian untuk mencapai target tersebut. Hal ini yang membuat PT Pos Indonesia untuk mengambil bagian dalam meningkatkan indeks inklusi keuangan dengan penyediaan layanan di sektor keuangan digital.
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Faizal R Djoemadi mengatakan, PT Pos pernah mempunyai sistem keuangan. PT Pos pernah tiga kali mempunyai bank, yaitu di masa Belanda Bank Tabungan Pos yang kemudian pada tahun 1959 berubah menjadi BTN, Bank Pos yang merupakan kerja sama dengan Rajawali namun dilikuidasi pada 1998-1999 saat krisis moneter, dan terakhir Bank Mantap Mandiri Taspen Pos. Namun PT Pos keluar dari Bank tersebut pada 2017.
“Pos punya sejarah panjang di jasa keuangan. Sejak berdirinya Pos 275 tahun yang lalu, salah satu tugas pos yang didirikan pada jaman Belanda, yaitu mengirimkan uang dari Belanda ke Indonesia atau sebaliknya, atau mengirimkan uang dari Batavia ke seluruh penjuru tanah air. Jadi, kami bukan pemain baru di jasa keuangan. PT Pos sangat optimistis dan sangat percaya diri ketika ingin membantu pemerintah dalam menutup gap tersebut,” tuturnya dalam webinar Katadata dengan tema Peran Pos Indonesia dalam Inklusi Keuangan di Era Digital, Rabu (7/3).
Pihaknya, lanjut Faizal, akan menyasar target sesuai dengan karakter PT Pos. Target itu adalah masyarakat di daerah tertinggal, masyarakat di perbatasan, masyarakat di pulau terluar, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kelompok masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial, pekerja migran Indonesia, dan kelompok pelajar/mahasiswa/pemuda.
“Nantinya, untuk mencapai target tersebut, yaitu digital transporing melalui pos giro mobile, dan interaksi fisik melalui layanan di kantor pos. Saat ini jumlah kantor pos di seluruh Indonesia sejumlah 8400 kantor. PT Pos juga dibantu dengan 64 ribu agen pos jasa keuangan seperti BRILink,” ungkapnya.
Agar lebih intensif dalam pengembangan inklusi keuangan, terangnya, PT Pos akan fokus pada payment dan remiten (menerima semua jenis pembayaran, listrik, pulsa, dan PBB), menyediakan rekening simpanan dengan aplikasi pos giro mobile, dan layanan keuangan yang terintegrasi.
Sementara Kepala Strategic Business Unit Giropos Digital PT Pos Indonesia, Hanggoro Feriawan mengatakan, saat ini transaksi keuangan di PT Pos mencapai 23%. PT Pos menargetkan pertumbuhan transaksi keuangan menjadi 58% pada 2022.
Otoritas Jasa Keuangan juga memiliki semangat yang sama dengan PT Pos. OJK yakin dapat berkontribusi dalam pencapaian target indeks inklusi keuangan 90% pada 2024. Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, Edwin Nurhadi menyatakan, OJK memiliki beberapa produk untuk pengembangan inklusi keuangan.
“Ada produk simpanan pelajar dengan program satu rekening satu pelajar. Program ini untuk menjangkau pelajar di daerah. Saat ini terdapat 57 juta pelajar di Indonesia. Ini akan jadi backbone, potensi yang besar sekali untuk kita dukung percepatan target 90% itu,” kata Edwin.
OJK juga mendorong akses keuangan daerah dengan Tim Percepatan Akses keuangan daerah (TPAKD). Saat ini, terdapat 233 TPKAD. TPAKD mengoptimalkan pemberdayaan UMKM di daerah.
Produk OJK lainnya adalah Laku Pandai. Laku Pandai merupakan penyediaan layanan perbankan sesuai layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi. Saat ini terdapat 1.252.767 agen Laku Pandai.
“Terakhir Bank Wakaf Mikro (BMW). BMW menyediakan akses keuangan bagi masyarakat kecil melalui ekonomi kerakyatan. Terdapat 60 BWM,” tuturnya.
Selain itu, OJK juga meningkatkan edukasi keuangan dengan peningkatan kegiatan literasi keuangan. Terdapat edukasi keuangan berbasis Massive Open Online Course (MOOC), optimalisasi minisite SikapiUangmu sebagai pusat data literasi, edukasi keuangan serta pelaksanaan edukasi keuangan melalui media sosial, pengembangan platform learning management system sebagai pelengkap edukasi keuangan digital, dan penyusunan buku seri literasi keuangan (mulai PAUD hingga mahasiswa).
“Ini untuk meningkatkan tingkat literasi yang masih relatif rendah di Indonesia. Makin tinggi tingkat literasi maka makin tinggi tingkat inklusi keuangan,” kata Edwin.
Optimisme peningkatan inklusi keuangan di masa pandemi juga diakui CEO Dana Indonesia, Vincent Iswara. Menurut Vincent pandemi meningkatkan kesadaran dan juga penggunaan keuangan digital.
“Data kami, mulai April 2020 pengguna Dana Indonesia sebesar 40 juta. Sampai dengan Desember 2020 sudah meningkat lebih dari 10 juta. Jadi pengguna kami saat ini sudah lebih dari 50 juta,” ujarnya.
Vincent menjelaskan, meningkatnya pengguna Dana Indonesia di masa pandemi karena Dana memberikan layanan fasilitas yang sangat dibutuhkan masyarakat. Pada piramida Dana Indonesia, tiga besar layanan fasilitas yang ramai digunakan masyarakat adalah pembayaran online pedagang, P2P transfer kirim uang, dan bayar tagihan (listrik, air, gas, dan lainnya.
“Kami melihat kerja sama antara pemain swasta dan pemain pemerintahan. Semua berkolaborasi agar bisa membantu masyarakat mentransformasi ke keuangan digital atau keuangan inklusif,” kata Vincent.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Prani Sastiono mengakui penggunaan e-wallet periode Juli 2019 hingga Juli 2020 meningkat 70 persen. Hal itu terjadi karena peningkatan penggunaan akun keuangan digital selama pandemi.
“Di masa pandemi inklusi keuangan digital meningkat. Inklusi keuangan non digital bisa naik atau turun. Tetapi ada juga program untuk mendorong inklusi keuangan seperti bansos, tabungan pelajar, laku pandai, program digitaliasi keuangan PT Pos,” ujarnya.
Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos Indonesia. Berdiri pada tahun 1746, saham Pos Indonesia sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.
Beberapa waktu lalu, PT Pos mendapatkan penghargaan dari Digital Technologi & Innovation Award 2021 atas inovasi layanan digital yang telah dilakukan. Pos Indonesia memperoleh dua penghargaan bintang 5 dalam The Best Digital Transformation 2021 serta The Best Chief Executive Officer For Digital Transformation 2021 yang diumumkan pada tanggal 31 Maret 2021 di Hotel Mulya Jakarta. (PosIndonesa/Setia Ade Amarullah)
Foto : PosIndonesia