The Fit Company Raih Pendanaan Tahap Awal dari East Ventures

SIAR.Com — Startup yang fokus pada produk gaya hidup aktif dan sehat, The Fit Company, mengumumkan telah memperoleh pendanaan tahap awal (seed funding) dari East Ventures. Namun tak diungkapkan berapa nilai pendanaan tersebut.
Menurut CEO The Fit Company, Jeff Budiman, pihaknya akan memanfaatkan pendanaan itu untuk mengintegrasikan lima lini bisnisnya, yaitu: Kredoaum (Fitness tech distributor), 20Fit (MicroGym), Fitstop (Gym), Fit Lokal (makanan sehat), dan Fitmee (Mie instan sehat terbuat dari konyaku jelly).
The Fit Company memulai bisnisnya tahun 2014 dengan Kredoaum dan 20Fit. Saat ini, 20Fit telah memiliki 16 studio yang tersebar di berbagai area di Jabodetabek. Selanjutnya, di tahun 2017, Fit Lokal.Saat ini, Fit Lokal memiliki 3 cabang restoran dalam waktu satu tahun beroperasi. Berikutnya, The Fit Company menghadirkan Fitmee, mie rendah kalori yang terbuat dari konyaku jelly. Untuk Fitmee, pertumbuhan penjualan per bulannya, baik online maupun offline, telah mencapai 20%.
Pada tahun 2018, The Fit Company mulai mengembangkan sayapnya ke gym konvensional dengan membuka Fitstop sebagai opsi bagi mereka yang menyukai gym konvensional. “Saat ini Fitstop hadir perdana di Menara BTPN Kuningan,” tutup Jeff, ada hari ini (29/1), di Fitstop, Menara BTPN, Kuningan, Jakarta.
Setelah sekian lama melakukan berbagai inovasi produk dan bisnis, lanjutnya, The Fit Company sadar telah memiliki hampir seluruh aspek yang membentuk Wellness Economy. “Untuk itu, sudah sewajarnya kami menggabungkan semua bisnis tersebut menjadi satu ekosistem utuh,” ujarnya.
Untuk mengintegrasikan semua lini bisnisnya, The Fit Company memanfaatkan teknologi sebagai enabler yang menghubungkan pengguna ke setiap elemen gaya hidup sehat. Termasuk, memberi panduan dan memenuhi kebutuhan mereka akan gaya hidup sehat. “Kami akan merilis platform baru berupa aplikasi dan website untuk mengintegrasikan lima bisnis kami,” lanjutnya.
Pendanaan ini, lanjutnya, akan mempercepat misi The Fit Company dalam membangun wellness ecosystem dan mempermudah proses seseorang dalam memulai gaya hidup yang aktif dan sehat melalui dukungan teknologi.
“Sebagai venture capital, East Ventures memiliki rekam jejak yang sempurna dalam menumbuhkan dan memperluas perusahaan. Kami tidak sabar memulai perjalanan ini bersama dengan mereka.” ujar Jeff dalam rilis, Selasa (29/1)
Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi karena banyaknya populasi konsumen muda. Hampir 60% masyarakat Indonesia berusia di bawah 30 tahun dan pengeluaran mereka untuk kebutuhan sekunder terus meningkat. “Perilaku konsumsi baru ini menghadirkan peluang yang besar untuk membangun ekosistem baru, terutama di kategori kesehatan dan wellness,” katanya.
Seiring kian kuatnya infrastruktur di Indonesia untuk layanan on-demand dan online to offline (O2O), hal tersebut bisa meningkatkan pertumbuhan di kategori ini dengan menawarkan produk dan layanan yang holistik. “Seperti aktivitas latihan, produk FMCG (fast moving consumer goods), perangkat kesehatan, dan makanan siap saji, dalam satu platform. Kami percaya tim The Fit Company mempunyai visi yang tepat dan kemampuan eksekusi yang kuat untuk membuka potensi wellness economy di Indonesia,” sambungnya.
Perkembangan zaman yang semakin pesat turut mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat yang kini menginginkan segalanya serba cepat dan instan. Di saat yang sama, kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi kesehatan pun mulai tumbuh.
Menurut Global Wellness Institute , potensi pasar untuk wellness economy, yang mencakup healthtech, fit-tech, dan makanan sehat) mencapai US$ 4,2 triliun atau sekitar Rp59 kuadriliun pada tahun 2017. Angka tersebut diprediksi dapat tumbuh sekitar 6,4% setiap tahun.
Sadar akan pentingnya kehadiran ekosistem yang menyeluruh di Indonesia, para founder The Fit Company pun mendapat ide untuk menggabungkan seluruh lini bisnis mereka dan menjadi startup wellness technology pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Saat ini Fit lokal memiliki 3 cabang restoran dalam waktu satu tahun beroperasi. Sementara untuk Fitmee, pertumbuhan penjualan mereka per bulan, baik online maupun offline mencapai 20%. Pada tahun 2018, The Fit Company mulai mengembangkan sayapnya ke gym konvensional dengan membuka Fitstop sebagai opsi bagi mereka yang menyukai gym konvensional. Saat ini Fitstop hadir perdana di Menara BTPN Kuningan, Jakarta Selatan. (TheFitCompany/Setia Ade Amarullah)
Foto : TheFitCompany